1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Apa Tugas Kabinet Perang Israel?

Dennis Stute
16 April 2024

Serangan balasan Iran terhadap Israel meluapkan kecemasan soal eskalasi lanjutan dalam konflik di Timur Tengah. Keputusan akan ditentukan oleh kabinet perang Israel soal kapan, di mana dan bagaimana menyerang balik Iran.

https://p.dw.com/p/4epbe
Kabinet perang Israel
Kabinet perang Israel, 14/4Foto: Israeli Government Press Office/Anadolu/picture alliance

Eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel membuat dunia ketar-ketir akan pecahnya perang, ketika Teheran untuk pertama kalinya melancarkan serangan langsung berupa tembakan 'peringatan' sebanyak 300 drone dan roket ke wilayah Israel, Sabtu (13/4). Eskalasi tersebut diklaim sebagai balasan atas serangan udara terhadap kompleks kedutaan besar Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, 1 April silam yang diduga kuat dilakukan Israel.

Pertanyaan terbesar adalah apakah Israel akan membalas kembali serangan Iran? Menurut peneliti Yayasan Sains dan Politik Jerman, SWP, Peter Lintl, dampak balasan dari negeri Yahudi itu akan berdampak besar terhadap masa depan Timur Tengah.

Israel weighs up response to Iran's drone attacks

Siapa yang memutuskan reaksi Israel?

Keputusan di masa darurat diambil oleh kabinet perang Israel, sebuah lembaga tertinggi negara lintas partai yang dibentuk sesaat setelah dimulainya operasi militer melawan Hamas, bulan Oktober silam. Tugas terbesar kabinet yang biasanya ikut melibatkan partai oposisi itu adalah menentukan strategi dan target operasi.

Pemboman markas Garda Revolusi Iran, IRGC, di ibukota Suriah, Damaskus merupakan bagian dari perang di Jalur Gaza. Pasalnya, Iran diyakini berperan sebagai penyedia dana dan penyuplai perlengkapan perang Hamas. Teheran juga membina kedekatan struktural dengan Hezbollah di Lebanon yang setiap saat bisa melancarkan serangan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Siapa anggota kabinet perang Israel?

Kabinet perang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kader Partai Likud lain, Menteri Pertahanan Yoav Gallant menjadi anggota kabinet perang, bersama Benny Gantz, bekas menhan dan pensiunan jendral yang kini menjabat menteri negara. Adapun pemimpin oposisi Jair Lapid menolak terlibat.

Kabinet perang turut mengundang sejumlah pejabat sebagai pengamat, yakni bekas jendral Gadi Eisenknot, Ketua Umum Partai Shas, dan Menteri urusan Strategis Ron Dermer. Mereka diundang untuk mengikuti pertemuan, namun tidak memiliki hak suara.

Kenapa Israel perlu pemerintahan darurat?

Pemerintahan Netanyahu merupakan aspirasi partai-partai sayap kanan dan tidak mewakili mayoritas di parlemen. Menurut analis politik Peter Lintl, kabinet perang yang melibatkan oposisi akan memberikan legitimasi yang lebih kuat bagi keputusan militer yang harus diambil dalam perang melawan Hamas.

"Netanyahu telah kehilangan popularitas secara signifikan karena reformasi peradilan yang kontroversial, dan serangan teroris oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober yang semakin meningkatkan tekanan politik,” kata Lintl.

Menurutnya, Netanyahu memahami bahwa perang di Jalur Gaza tidak akan bisa dikobarkan tanpa dukungan politik yang luas di Israel. Bukan tidak mungkin, malah dia yang didesak mundur, ketika korban jiwa mulai berjatuhan.

Bagaimana reaksi kabinet perang terhadap serangan Iran?

"Serangan balasan oleh Israel sangat mungkin terjadi. Pertanyaannya adalah, kapan, bagaimana dan dimana?, " tutur Lintl. Masing-masing anggota kabinet perang memiliki pandangan yang beragam tentang serangan balasan yang proporsional. Salah satu opsinya adalah serangan simbolik atau serangan siber.

"Kita hanya bisa berharap, bahwa serangan balasan Israel tidak dilancarkan dalam waktu dekat dan dalam volume yang terbatas, untuk menghindari eskalasi lanjutan dalam konflik di Timur Tengah, " pungkas pakar politik Lintl.

Israel: 'Iran will face the consequences for its actions'

rzn/as